Setiap orang secara pribadi punya gaya
khas dalam berbicara, bukan hanya caranya
tetapi juga topic-topik yang dibicarakan. Kekhasan ini umumnya diwarisi
seseorang dari budayanya. Edward T. Hall (1973) membedakan budaya kontek tinggi
(high-context culture) dengan budaya
kontek-rendah (low-context culture).
Yang mempunyai beberapa perbedaan penting dalam cara penyadian pesannya. Budaya
kontek-rendah ditandai dengan komunikasi konteks-rendah: pesan verbal dan
eksplisit, gaya bicara langsung, lugas dan berterus terang. Para budaya
konteks-rendah mereka mengatakan maksud (they say what they mean) dan
memksudkan apa yang mereka katakana (they mean what they way). Bila mereka
mengatakan “yes”, itu berarti mereka benar-benar menerima atau setuju. Contoh
kalimat konteks-rendah adalah komunikasi (program) computer. Setiap pesan harus
dispesifikasikan dengan kode-kode tertentu; kalau tidak, programnya tidak akan
jalan. Sifat dari komunikasi konteks-rendah adalah cepat dan mudah berubah
karena itu tidak menyatukan kelompok.
Sedangkan
budaya konteks-tinggi ditandai dengan komunikasi konteks-tinggi: kebanyakan
pesan bersifat implicit tidak langsung dan tidak terus terang. Pesan yang sebenarnya
mungkin tersembunyi dalam perilaku nonverbal pembicara: intonasi suara, gerakan
tangan, postur badan, ekspresi wajah, tatapan mata, atau bahkan konteks fisik
(dandanan, penataan ruangan, benda-benda dan sebagainya). Pernyataan verbalnya
bisa berbeda atau bertentangan dengan pesan nonverbal. Contoh komunikasi
konteks-tinggi adalah komunikasi orang kembar dengan menggunakan kalimat
pendek-pendek atau kalimat singkat. Sifat komunikasi konteks-tinggi adalah:
tahan lama. Lamban berubah dan mengikat kelompok yang menggunakan. Berdasarkan
sifatnya ini orang-orang berbudaya konteks-tinggi lebih menyadari proses
penyarigan budaya daripada orang-orang berbudaya konteks- rendah.
Basil
Bernstein menggunakan istilah “kode terbatas” (restricted codes) dan “kode terjemahan” (elaborated codes) merujuk pada komunikasi konteks-tinggi dan konteks-rendah.
Menggunkan konteks-tinggi pembicaraan menggunakan sedikir alternative, tetapi
kemungkinan polanya lebih besar; arti pesan di komunikasi konteks-tinggi lebih
khusus. Sebaliknya, dalam komunikasi konteks rendah pembicara memilih pesan
dari sejumlah alternative yang relative banyak. kemungkinan hasil pesan akan
berkurang dan pengertian lebih universal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar