Non verbal adalah isyarat yang bukan
kata-kata. Menurut Larry A. Samovar dan Richard E. Porter, komunikasi nonverbal
mencangkup semua rangsangan (kecuali rangsangan verbal) dalam suatu setting
komunikasi yang dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan oleh
individu yang mempunyai nilai pesan potensial bagi pengirim atau penerima; jadi
definisi mencangkup perilaku yang disengaja juga tidak disengaja sebagai bagian
dari peristiwa komunikasi secara keseluruhan; kita mengirim banyak pesan
nonverbal tanpa menyadari bahwa pesan-pesan tersebut bermakna bagi orang lain.
Contoh komunikasi nonverbal ialah menggunakan gerak isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah dan kontak mata, penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut, dan sebagainya, simbol-simbol, serta cara berbicara seperti intonasi,
penekanan, kualitas suara, gaya emosi, dan gaya berbicara.
Para ahli di bidang komunikasi nonverbal
biasanya menggunakan definisi "tidak menggunakan kata" dengan ketat,
dan tidak menyamakan komunikasi non-verbal dengan komunikasi nonlisan.
Contohnya, bahasa isyarat dan tulisan tidak dianggap sebagai
komunikasi nonverbal karena menggunakan kata, sedangkan intonasi dan gaya
berbicara tergolong sebagai komunikasi nonverbal. Komunikasi nonverbal juga
berbeda dengan komunikasi
bawah sadar, yang dapat
berupa komunikasi verbal ataupun nonverbal.
Ø Fungsi komunikasi nonverbal
Meskipun secara teoritis komunikasi nonverbal dapat
dipasahkan dari komunikasi verbal, dalam kenyataannya kedua jenis komunikasi
itu jalik menjalin dalam komunikasi tatap-muka sehari-hari. Dilihat fungsinya
perilaku nonverbal beberapa fungsi.
Paul
Ekman, menyebutkan lima fungsi pesan nonverbal dari perilaku mata, yakni
sebagai:
· Emblem.
Gerakan mata tertentu merupakan symbol memiliki kesetaraan dengan symbol
verbal. Kedipan mata dapat mengatakan, “saya tidak sungguh-sungguh”.
· Ilustrator.
Pandangan ke bawah dapat menunjukan depresi atau kesedihan.
· Regulator.
Kontak mata berarti saluran percakapan terbuka. Memalingkan muka menandakan
ketidaksediaan berkomunikasi.
· Penyesuai.
Kedipan mata yang cepat meningkat ketika berada dalam tekanan. Merupakan
respons tidak disadari yang merupakan upaya tubuh untuk mengurangi kecemasan
· Affec
Display. Pembesaran manic-mata (pupil dilation) menunjukan peningkatan emosi.
Isyarat wajah lainya menunjukan perasaan takut, terkejut atau senang.
Sedangkan Mark
L. Knapp (dalam Jalaludin, 1994), menyebutkan lima fungsi pesan nonverbal yang
dihubungkan dengan pesan verbal:
· Repetisi, yaitu
mengulang kembali gagasan yang sudah disajikan secara verbal. Misalnya setelah mengatakan penolakan saya, saya
menggelengkan kepala.
· Substitusi,
yaitu menggantikan lambang-lambang verbal. Misalnya tanpa sepatah katapun kita berkata, kita
menunjukkan persetujuan dengan mengangguk-anggukkan kepala.
· Kontradiksi,
menolak pesan verbal atau memberi makna yang lain terhadap pesan verbal.
Misalnya anda ’memuji’ prestasi teman dengan mencibirkan bibir, seraya berkata
”Hebat, kau memang hebat.”
· Komplemen,
yaitu melengkapi dan memperkaya makna pesan nonverbal. Misalnya, air muka anda
menunjukkan tingkat penderitaan yang tidak terungkap dengan kata-kata.
· Aksentuasi,
yaitu menegaskan pesan verbal atau menggarisbawahinya. Misalnya, anda mengungkapkan betapa jengkelnya anda
dengan memukul meja.
Sementara
itu, Dale G. Leathers (1976) dalam Nonverbal Communication Systems,
menyebutkan enam alasan mengapa pesan verbal sangat signifikan. Yaitu:
· Factor-faktor
nonverbal sangat menentukan makna dalam komunikasi inter personal. Ketika kita
mengobrol atau berkomunikasi tatamuka, kita banyak menyampaikan gagasan dan
pikiran kita lewat pesan-pesan nonverbal. Pada gilirannya orang lainpun lebih
banya ’membaca’ pikiran kita lewat petunjuk-petunjuk nonverbal.
· Perasaan dan
emosi lebih cermat disampaikan lewat pesan noverbal ketimbang pesan verbal.
· Pesan nonverbal
menyampaikan makna dan maksud yang relatif bebas dari penipuan, distorsi, dan
kerancuan. Pesan nonverbal jarang dapat diatur oleh komunikator secara sadar.
· Pesan nonverbal
mempunyai fungsi metakomunikatif yang sangat diperlukan untuk mencapai
komunikasi yang berkualitas tinggi. Fungsi metakomunikatif artinya memberikan
informasi tambahan yang memeperjelas maksud dan makna pesan. Diatas telah kita
paparkan pesan verbal mempunyai fungsi repetisi, substitusi, kontradiksi,
komplemen, dan aksentuasi.
· Pesan nonverbal
merupakan cara komunikasi yang lebih efisien dibandingkan dengan pesan verbal.
Dari segi waktu, pesan verbal sangat tidak efisien. Dalam paparan verbal selalu
terdapat redundansi, repetisi, ambiguity, dan abtraksi. Diperlukan lebih banyak
waktu untuk mengungkapkan pikiran kita secara verbal.
Ø KLASIFIKASI PESAN NONVERBAL
Menurut Ray L. Birdwhistell 65%
komunikasi tatap-muka adalah nonverbal, sementara menurut Albert Mehrabian 93%
dari semua makna social dalam komunikasi tatap-muka diperoleh dari
isyarat-isyarat nonverbal. Dalam pandangan Birdwhistell kita sebenarnya mampu
mengucapkan ribuan suara vocal dan wajah kita dapat menciptakan 250.000
ekspresi yang berbeda. Secera keseluruhan dapat menciptakan
sebanyak 700.000 isyarat fisik yang terpisah.
Kita
dapat mengklasifikasikan pesan-pesan nonverbal ini dengan berbagai cara. Jurgen
Ruesch mengklasifikasikan isyarat nonverbal menjadi 3 bagian. Pertama, bahasa
tanda (sign language) acungan jempol
untuk penumpang mobil secara gratis; bahasa isyarat tuna rungu; Kedua, bahasa
tindakan (action language) semua
gerakan tubuh yang tidak digunakan secara ekslusif untuk memberikan sinyal,
misalnya berjalan; dan ketiga, bahasa objek (object
language) pertunjukan benda, pakaian dan lambing nonverbal bersifat public.
Larry A. Samovar dan Richard E. Porter
membagi pesan nonverbal menjadi dua kategori besar, yakni: pertama, perilaku
terdiri dari penampilan dan pakaian, gerakan dan postur tubuh, ekspresi wajah,
kontak mata, sentuhan, bau-bauan dan parabahasa; kedua, ruang, waktu dan diam.
Jalaludin
Rakhmat (1994) mengelompokkan pesan-pesan nonverbal sebagai berikut:
· Pesan kinesik.
Pesan nonverbal yang menggunakan gerakan tubuh yang berarti, terdiri dari tiga
komponen utama: pesan fasial, pesan gestural, dan pesan postural.
- Pesan fasial
menggunakan air muka untuk menyampaikan makna tertentu. Berbagai penelitian
menunjukkan bahwa wajah dapat menyampaikan paling sedikit sepuluh kelompok
makna: kebagiaan, rasa terkejut, ketakutan, kemarahan, kesedihan, kemuakan,
pengecaman, minat, ketakjuban, dan tekad. Leathers (1976) menyimpulkan
penelitian-penelitian tentang wajah sebagai berikut: pertama. Wajah
mengkomunikasikan penilaian dengan ekspresi senang dan taksenang, yang
menunjukkan apakah komunikator memandang objek penelitiannya baik atau buruk;
kedua. Wajah mengkomunikasikan berminat atau tak berminat pada orang lain atau
lingkungan; ketiga. Wajah mengkomunikasikan intensitas keterlibatan
dalam situasi situasi; keempat. Wajah mengkomunikasikan tingkat pengendalian
individu terhadap pernyataan sendiri; dan wajah barangkali mengkomunikasikan
adanya atau kurang pengertian.
- Pesan gestural
menunjukkan gerakan sebagian anggota badan seperti mata dan tangan untuk
mengkomunikasi berbagai makna.
- Pesan postural
berkenaan dengan keseluruhan anggota badan, makna yang dapat disampaikan
adalah: pertama. Immediacy yaitu ungkapan kesukaan dan ketidak sukaan terhadap
individu yang lain. Postur yang condong ke arah yang diajak bicara menunjukkan
kesukaan dan penilaian positif; kedua. Power mengungkapkan status yang tinggi
pada diri komunikator. Anda dapat membayangkan postur orang yang tinggi hati di
depan anda, dan postur orang yang merendah; ketiga. Responsiveness, individu
dapat bereaksi secara emosional pada lingkungan secara positif dan negatif.
Bila postur anda tidak berubah, anda mengungkapkan sikap yang tidak responsif.
· Pesan proksemik
disampaikan melalui pengaturan jarak dan ruang. Umumnya dengan mengatur jarak
kita mengungkapkan keakraban kita dengan orang lain.
· Pesan artifaktual
diungkapkan melalui penampilan tubuh, pakaian, dan kosmetik. Walaupun bentuk
tubuh relatif menetap, orang sering berperilaku dalam hubungan dengan orang
lain sesuai dengan persepsinya tentang tubuhnya (body image). Erat kaitannya
dengan tubuh ialah upaya kita membentuk citra tubuh dengan pakaian, dan
kosmetik.
· Pesan
paralinguistik adalah pesan nonverbal yang berhubungan dengan dengan cara
mengucapkan pesan verbal. Satu pesan verbal yang sama dapat menyampaikan arti
yang berbeda bila diucapkan secara berbeda.
· Pesan sentuhan
dan bau-bauan. Alat penerima sentuhan adalah kulit, yang mampu menerima dan
membedakan emosi yang disampaikan orang melalui sentuhan. Sentuhan dengan emosi
tertentu dapat mengkomunikasikan: kasih sayang, takut, marah, bercanda, dan tanpa
perhatian. Bau-bauan, terutama yang menyenangkan (wewangian) telah
berabad-abad digunakan orang, juga untuk menyampaikan pesan –menandai wilayah
mereka, mengidentifikasikan keadaan emosional, pencitraan, dan menarik lawan
jenis
Ø JENIS-JENIS KOMUNIKASI
NONVERBAL
·
Komunikasi
objek
Komunikasi
objek yang paling umum adalah penggunaan pakaian. Orang sering dinilai dari
jenis pakaian yang digunakannya, walaupun ini dianggap termasuk salah satu
bentuk stereotipe. Misalnya orang sering lebih menyukai
orang lain yang cara berpakaiannya menarik. Selain itu, dalam wawancara
pekerjaan seseorang yang berpakaian cenderung lebih mudah mendapat pekerjaan
daripada yang tidak. Contoh lain dari penggunaan komunikasi objek adalah seragam.
·
Sentuhan
bidang yang mempelajari sentuhan sebagai
komunikasi nonverbal. Sentuhan dapat termasuk: bersalaman, menggenggam tangan,
berciuman, sentuhan di punggung, mengelus-elus, pukulan, dan lain-lain.
Masing-masing bentuk komunikasi ini menyampaikan pesan tentang tujuan atau
perasaan dari sang penyentuh. Sentuhan juga dapat menyebabkan suatu perasaan
pada sang penerima sentuhan, baik positif ataupun negatif.
·
Kronemik
bidang yang mempelajari penggunaan waktu
dalam komunikasi nonverbal. Penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal
meliputi durasi yang dianggap cocok bagi suatu aktivitas, banyaknya aktivitas
yang dianggap patut dilakukan dalam jangka waktu tertentu, serta ketepatan
waktu
·
Gerakan tubuh
Dalam
komunikasi nonverbal, kinesik atau
gerakan tubuh meliputi kontak mata, ekspresi wajah, isyarat, dan sikap tubuh. Gerakan
tubuh biasanya digunakan untuk menggantikan suatu kata atau frase, misalnya
mengangguk untuk mengatakan ya; untuk mengilustrasikan atau menjelaskan
sesuatu; menunjukkan perasaan, misalnya memukul meja untuk menunjukkan
kemarahan; untuk mengatur atau menngendalikan jalannya percakapan; atau untuk
melepaskan ketegangan.
·
Proxemik
Proxemik atau bahasa ruang,
yaitu jarak yang Anda gunakanketikaberkomunikasi
dengan orang lain, termasuk juga tempat atau lokasi posisi Anda berada.
Pengaturan jarak menentukan seberapa jauh atau seberapa dekat tingkat keakraban
Anda dengan orang lain, menunjukkan seberapa besar penghargaan, suka atau tidak
suka dan perhatian Anda terhadap orang lain, selain itu juga menunjukkan simbol
sosial. Dalam ruang personal, dapat dibedakan menjadi 4 ruang
interpersonal :
· Jarak
intim
Jarak dari mulai bersentuhan sampai jarak satu setengah kaki. Biasanya jarak ini untuk bercinta, melindungi, dan menyenangkan.
Jarak dari mulai bersentuhan sampai jarak satu setengah kaki. Biasanya jarak ini untuk bercinta, melindungi, dan menyenangkan.
·
Jarak personal
Jarak yang menunjukkan perasaan masing - masing pihak yang berkomunikasi dan juga menunjukkan keakraban dalam suatu hubungan, jarak ini berkisar antara satu setengah kaki sampai empat kaki.
Jarak yang menunjukkan perasaan masing - masing pihak yang berkomunikasi dan juga menunjukkan keakraban dalam suatu hubungan, jarak ini berkisar antara satu setengah kaki sampai empat kaki.
·
Jarak sosial
Dalam jarak ini pembicara menyadari betul kehadiran orang lain, karena itu dalam jarak ini pembicara berusaha tidak mengganggu dan menekan orang lain, keberadaannya terlihat dari pengaturan jarak antara empat kaki hingga dua belas kaki.
Dalam jarak ini pembicara menyadari betul kehadiran orang lain, karena itu dalam jarak ini pembicara berusaha tidak mengganggu dan menekan orang lain, keberadaannya terlihat dari pengaturan jarak antara empat kaki hingga dua belas kaki.
·
Vokalik
unsur nonverbal dalam suatu ucapan, yaitu cara berbicara. Ilmu yang
mempelajari hal ini disebut paralinguistik. Contohnya adalah nada bicara, nada suara, keras atau
lemahnya suara, kecepatan berbicara, kualitas suara, intonasi, dan lain-lain.
Selain itu, penggunaan suara-suara pengisi seperti "mm",
"e", "o", "um", saat berbicara juga tergolong
unsur vokalik, dan dalam komunikasi yang baik hal-hal seperti ini harus
dihindari
·
Lingkungan
Lingkungan juga dapat
digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu. Diantaranya adalah
penggunaan ruang, jarak, temperatur, penerangan, dan warna.
Variasi budaya dalam komunikasi nonverbal
Budaya asal seseorang amat menentukan
bagaimana orang tersebut berkomunikasi secara nonverbal. Perbedaan ini dapat
meliputi perbedaan budaya Barat-Timur, budaya konteks tinggi dan konteks rendah, bahasa, dsb. Contohnya, orang dari
budaya Oriental
cenderung menghindari kontak mata langsung, sedangkan orang Timur Tengah, India dan Amerika
Serikat biasanya
menganggap kontak mata penting untuk menunjukkan keterpercayaan, dan orang yang
menghindari kontak mata dianggap tidak dapat dipercaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar