Perkembangan komunikasi dapat diringkas sebagai perjalanan
awal 3 model.
Pertama, model komunikasi linear. Kedua, kritik terhadap model komunikasi linear. Ketiga,
model komunikasi konvergensi. Model komunikasi linier dikembangkan oleh Shannon and Weaver (1949) melalui bukunya: TheMathematical Theory of Communication. Menurut pandangan linier, komunikasi adalah kegiatan penyampaian informasi dari sumber kepada komunikan melalui sarana tertentu, yang menimbulkan efek.
Pertama, model komunikasi linear. Kedua, kritik terhadap model komunikasi linear. Ketiga,
model komunikasi konvergensi. Model komunikasi linier dikembangkan oleh Shannon and Weaver (1949) melalui bukunya: TheMathematical Theory of Communication. Menurut pandangan linier, komunikasi adalah kegiatan penyampaian informasi dari sumber kepada komunikan melalui sarana tertentu, yang menimbulkan efek.
Dengan
demikian, komunikasi bersifat satu arah (dari komunikator ke komunikan), dan
efek selalu didapatkan oleh komunikan. Kritik terhadap model linear terutama
berisi pandangan
kritis bahwa dalam setiap komunikasi komunikator dan komunikan adalah 2 pihak yang aktif, dan melakukan tukar-menukar informasi untuk tujuan saling pengertian bersama. Kesamaan pada satu tujuan bersama ini disebut konvergensi.
kritis bahwa dalam setiap komunikasi komunikator dan komunikan adalah 2 pihak yang aktif, dan melakukan tukar-menukar informasi untuk tujuan saling pengertian bersama. Kesamaan pada satu tujuan bersama ini disebut konvergensi.
Beberapa
model komunikasi :
Ø
Model S
– R
Model stimulus – respons
(S-R) adalah model komunikasi paling dasar. Model ini dipengaruhi oleh
disiplinp sikologi behavioristik. Model ini menunjukkan bahwa komunikasi itu
sebagai suatu proses “aksi-reaksi” yang sangat sederhana. Jadi model ini
mengasumsikan bahwa kata-kata verbal, isyarat nonverbal, gambar dan tindakan
tertentu akan merangsang orang lain untuk memberikan respon dengan cara
tertentu. Pertukaran informasi ini bersifat timbal balik dan mempunyai banyak
efek dan setiap efek dapat mengubah tindakan komunikasi.
Ø Model Aristoteles
Model
Aristoteles adalah metode komunikasi paling klasik, yang sering juga disebut
model retoris. Filosof yunani Aristoteles adalah tokoh paling dini yang mengkaji tentang komunikasi, yang
intinya adalah persuasi. Ia berjasa merumuskan model komunikasi verbal pertama.
Komunikasi terjadi ketika seorang pembicaraan menyampaikan pembicaraannya
kepada khalayak dalam mengubah upaya sikap mereka, yaitu pembicaraan (speeker), Pesan (message), dan pendengar (listener).
Focus
komunikasi yang telah Aristoteles adalah komunikasi retoris, yang kini lebih di
kenal dengan komunikasi public (public
speaking) atau pidato. Pada masa itu, seni berpidato memang merupakan
keterampilan penting yang digunakan di pengadilan dan di majlis legislatur dan
pertemuan-pertemuan masyarakat. Oleh karena semua bentuk komunikasi public
melibatkan persuasi, Aristoteles tertarik menelaah sarana persuasi yang paling
efektif dalam pidato.
Menurut
Aristoteles, persuasi dapat dicapai oleh siapa Anda (etos-keterparcayaan Anda), argumen Anda (logos-logika dalam pendapat Anda), dan dengan memainkan emosi khalayak (pathos-emosi khalayak). Dengan kata
lain, faktor-faktor yang memainkan peran dalam menentukan efek persusif suatu
pidato meliputi isi pidato, susunannya, dan cara penyampaiannya. Aristoteles
juga menyadari peran khalayak pendegar. Persuasi berlangsung melalui khalayak
ketika mereka diarahkan oleh pidato itu ke dalam suatu keadaan emosi tertentu.
Salah
satu kelemahan model ini adalah bahwa komunikasi dianggap fenomena yang statis.
Seseorang berbicara, pesannya berjalan kepada khalayak, dan khalayak
mendengarkan. Tahap-tahap dalam peristiwa itu berurutan ketimbang secara
terjadi secara simultan. Di samping itu, model ini juga berfokus pada
komunikasi yang bertujuan (disengaja) yang terjadi ketika seseorang berusaha
membujuk orang lain untuk menerima pendapatnya.
Kelemahan
lain model retoris ini adalah tidak dibahasnya aspek-aspek nonverbal dalam
persuasi. Meskipun demikian, kita harus bersikap adil untuk tidak menilai suatu
model komunikasi dengan perspektif kekinian. Jelas bahwa model Aristoteles ini
telah mengilhami para pakar komunikasi lainnya untuk merancang model-model komunikasi yang lebih baru. Kebanyakan model
komunikasi lebih baru yang dikembangkan para ahli sejak zaman Aristoteles tetap
mengandung tiga unsure yang sama: sumber yang mengirimkan pesan, pesan yang
dikirimkan, dan penerima pesan.
Ø
Model Lasswell
Model ini berupa ungkapan verbal, yaitu, Who Says,What
In, Which Channel, To Whom, With What Effect.
Lasswell mengemukakan tiga fungsi komunikasi yaitu :
· Pengawasan
Lingkungan – yang mengingatkan anggota-anggota masyarakat akan bahaya dan peluang dalam lingkungan.
· Korelasi
berbagai bagian terpisah dalam masyarakat yang merespon lingkungan,
· Transmisi warisan sosial dari suatu generasi
ke generasi lainnya.
akan tetapi model ini
dikritik karena model ini mengisyaratkan kehadiran komunikator dan pesan yang
bertujuan. Model ini juga terlalu menyederhanakan masalah.
Lasswell
mengakui bahwa tidak semua komunikasi bersifat dua arah, dengan suatu aliran
yang lancer dan umpan balik yang terjadi antara pengirim dan penerima. Dalam
masyarakat yang kompleks, banyak informasi yang di saring oleh pengendali pesan/editor,
penyensor atau propagandis, yang menerima informasi dan menyampaikannya kepada
public dengan beberapa perubahan atau penyimpangan menurut Lasswell, suatu
fungsi penting komunikasi adalah menyediakan informasi mengenai Negara-negara
kuat lainnya di dunia. Ia menyimpulkan bahwa penting bagi masyarakat untuk
menemukan dan mengendalikan factor-faktor yang mungkin mengganggu komunikasi
yang effisien.
Model
lasswell sering diterapkan dalam komunikasi massa. Model tersebut
mengisyaratkan bahwa lebih dari satu saluran dapat membawa pesan, unsure sumber
(Who) merangsang pertanyaan mengenai
pengendalian pesan ( mialnya oleh “penjaga gerbang”), sedangkan unsure pesan (says what) merupakan bahan untuk
analisis isi. Saluran komunikasi (in
which channel) dikaji dalam anilisis media. Unsure penerima (to whom) dikaitkan dengan analisis
khalayak, sementara unsur pengaruh (with
what effect) jelas berhubungan dengan studi mengenai akibat yang
ditimbulkan pesan komunikasi massa pada khalayak pembaca, pendengar atau pemirsa.
Ø Model Shannon dan
Weaver
Model yang sering disebut model matematis atau model
teori informasi. Model itu melukiskan suatu sumber yang menyandi atau
menyiptakan pesan dan menyampaikannya melalui suatu saluran kepada seorang
penerima. Konsep penting Shannon dan Weaver adalah :
Gangguan (noise), Setiap rangsangan tambahan dan tidak dikendaki yang dapat
mengganggu kecermatan pesan yang disampaikan.
Konsep lain yang ikut andil adalah entropi dan redundasi
serta keseimbangan yang diperlukan diantara keduanya untuk menghasilkan
komunikasi yang efisien dan dapat mengatasi gangguan dalam saluran.
Model
Shannon dan Weaver ini menyoroti problem penyampaian pesan berdasarkan tingkat kecermatannya.
Model itu melukiskan suatu sumber yang menyandi atau menciptakan pesan dan
menyampaikannya melalui suatu saluran kepada seorang penerimayang
menyandi-balik atau mencipta-ulang pesan tersebut. Dengan kata lain, model
Shannon dan Weaver mengasumsikan bahwa sumber informasi menghasilkan pesan yang
dimungkinkan. Pemancar (transmitter)
mengubah pesan menjadi sinyal yang sesuai dengan saluran yang digunakan.
Saluran (Channel) adalah medium yang
mengirimkan sinyal (Tanda) dari
transmitter ke penerima (receiver). Dalam
percakapan, sumber informasi adalah otak, transmitternya adalah mekanisme suara
yang menghasilkan sinyal (kata-kata terucapkan), yang ditransmisikan lewat
udara ( sebagai saluran). Penerima (Receiver),
yakni mekanisme pendengaran, melakukan operasi sebaliknya yang dilakukan
transmitter dengan merekontruksi pesan dari sinyal. Sasaran (destination) adalah (otak) orang yang
menjadi tujuan pesan itu.
Sayangnya, model ini juga memberikan gambaran yang
parsial, komunikasi dipandang sebagai fenomena satu arah.
Ø Model Newcomb
Komunikasi adalah suatu cara yang lazim dan efektif yang
memungkinkan orang orang mengorientasikan diri terhadap lingkungan mereka. Ini
adalah model tindakan komunikatif dua orang yang disengaja.
Model ini mengisyaratkan bahwa setiap sistem ditandai
oleh suatu keseimbangan atau simetri,karena ketidakkeseimbangan atau kekurangan
simetri secara psikologis tidak menyenangkan dan menimbulkan tekanan internal
untuk memulihkan keseimbangan.
Ø Model Westley dan Maclean
Menurut kedua pakar ini, perbedaan dalam umpan balik
inilah yang membedakan komunikasi antarpribadi dengan komunikasi massa. Umpan
balik dari penerima bersifat segera dalam komunikasi antarpribadi, dalam
komunikasi massa bersifat minimal atau tertunda. Sumber dalam komunikasi antar
pribadi lebih beruntung daripada dalam komunikasi massa dalam arti bahwa dalam
komunikasi antarpribadi sumber dapat langsung memanfaatkan umpan balik dari
penerima untuk mengetahui apakah pesannya mencapai sasaran dan sesuai dengan
tujuan komunikasinya atau tidak. Dalam komunikasi massa,sumber, misalnya
perceramahan agama, calon presiden yang berdebat dalam rangka kampanye politik,
atau pemasangan iklan, yang disiarkan televisi, tidak dapat secara langsung
mengetahui bagaimana penerimaan pesannya oleh khalayak pemirsa. Umpan balik
dapat saja diterima pengirim pesan, namun mungkin beberapa hari atau beberapa
minggu kemudian.
Ø Model Gerbner
Model Gerbner merupakan peluasan dari model Lasswel.
Model ini terdiri dari model verbal dan model
diagramatik.
Model verbal Gerbner adalah sebagai berikut :
1. Seseorang ( sumber, komunikator )
2. Mempersepsi suatu
kejadian
3. Dan bereaksi
4. Dalam suatu
situasi
5. Melalui suatu alat
6. Untuk menyediakan
materi
7. Dalam suatu bentuk
8. Dan konteks
9. Yang mengandung
isi
10. Yang mempunyai
suatu konsekuensi
Jadi, model Gerbner menunjukan bahwa seseorang mempersepsi
suatu kejadian dan mengirimkan pesan kepada suatu transmitter yang pada gilirannya menggirimkan sinyal kepada
penerima (receiver): dalam transmisi itu sinyal menghadapi
gangguan dan muncul sebagai SSSE bagi sasaran (destination).
Ø Model Berlo
Model lain yang dikenal luas adalah model David K. Berlo. Model ini dikenal
dengan model SMCR, kepanjangan dari Source
(sumber), Message (pesan), Channel (saluran), dan Receiver (penerima) sebagaiman
dikemukakan oleh Berlo. Pesan adalah terjemahan gagasan ke dalam simbolik,
seperti bahasa atau isyarat; saluran adalah medium yang membawa pesan; dan
penerima adalah orang yang menjadi saaran komunikasi.
Menurut model Berlo,
sumber dan penerima pesan yang dipengaruhioleh faktor-faktor: keterampilan
komunikasi, sikap, pengetahuan, sistem sosial, dan budaya. Pesan dikembangkan
berdasarkan elemen, stuktur, isi,
perlakuan, dan kode. Salurannya berhubungan dengan panca indra: melihat,
mendengar, menyentuh, membaui, dan merasa (mencicipi). Model ini lebih bersifat
organisasional daripada mendeskripsikan proses karena tidak menjelaskann umpan
balik.
Kelebihan model Berlo
adalah bahwa model ini tidak terbatas pada komunikasi publik atau komunikasi
massa, namun juga komunikasi antar pribadi dan berbagai bentuk komunikasi tertulis.
Model Berlo juga bersifat heuristik (merangsan penelitian), karena merinci
unsur-unsur yang penting dalam proses komunikasi. Model ini misalnya dapat
memandu untuk meneliti efek keterampilann komunikasi penerima atas penerimaan
pesan yang dikirimkan kepadanya; atau anda sebagai pembicara mungkin memulai
menyadari bahwa latar-belakang sosial mempengaruhi sikap penerima pesan.
Kalau kita bandingkan
model Berlo ini dengan model Shannon dan Weaver, jelas ada perbedaan definisi
terhadap apa yang dimaksud dengan penerima (receiver)
terutama bila diterapkan pada komunikasi tidak langsung, seperti komunikasi
lewat telepon atau televisi. Dalam model Berlo, yang dimaksud receiver adalah penerima pesan, yakni
orang atau orang-orang (dalam komunikasi tatap muka) atau khalayak pembaca,
pendengar atau penonton (dalam komunikasi massa). Sedangkan dalam model Shannon
dan Weaver, yang dimaksud dengan receiver identik dengan decoder dalam model
Schramm, yakni mekanisme pendegaran dalam komunikasi langsung, atau perangkat
penerima pesan, seperti pesawat telepon, pesawat radio atau pesawat televisi,
yang menyalurkan pesan tersebut kepada sasaran (destination) dalam komunikasi
tidak langsung
Ø Model DeFleur
Model Melvin L. DeFleur, seperti model Westley dan
MacLean, menggambarkan model komunikasi massa ketimbang komunikasi
antarpribadi. Perti diakui DeFleur, modelnya perluasan dari model-model yang
dikemukakan para ahli lain, khususnya Shannon dan Weaver, dengan memasukan
perangkat media massa (mass medium device)
dan menggambarkan sumber (source),
pemancar (transmitter), penerima (receiver), dan sasaran (destination) sebagai fase-fase yang
digambarkan Schramm (source, encorder,
signal, decorder, destination) dalam proses komunikasi massa.
Source dan Transmitter adalah dua fase yang berbeda yang
dilakukan seseorang, fungsi receiver dalam model ini adalah menerima informasi
dan menyandi baliknya mengubah peristiwa fisik informasi menjadi pesan.Menurut
DeFleur komunikasi adalah terjadi lewat suatu operasi perangkat komponen dalam
suatu sistem teoretis, yang konsekuensinya adalah isomorfisme diantara respons
internal terhadap seperangkat simbol tertentu pada pihak pengirim dan penerima.
Ø
Model
Tubbs
Pesan dalam model ini dapat berupa pesan verbal, juga non
verbal, bisa disengaja ataupun tidak disengaja. Salurannya adalah alat indera,
terutama pendengaran, penglihatan dan perabaan.
Gangguan dalam model ini ada 2, gangguan teknis dan gangguan semantik. Gangguan teknis adalah faktor yang menyebabkan si penerima merasakan suatu perubahan dalam informasi atau rangsangan yang tiba, misalnya kegaduhan. Ganguan semiatik adalah pemberian makna yang berbeda atas lambang yang disampaikan pengirim.
Gangguan dalam model ini ada 2, gangguan teknis dan gangguan semantik. Gangguan teknis adalah faktor yang menyebabkan si penerima merasakan suatu perubahan dalam informasi atau rangsangan yang tiba, misalnya kegaduhan. Ganguan semiatik adalah pemberian makna yang berbeda atas lambang yang disampaikan pengirim.
Pesan dalam model Tubbs dapat berupa pesan verbal, juga
nonverbal, bisa disengaja ataupun tidak disengaja. Salurannya adalah alat
indra, terutama pendengaran, penglihatan dan perabaan. Gangguan dalam model
Tubbs terbagi dua, gangguan teknis dan gangguan semantik. Gangguan teknis
adalah faktor yang menyebabkan si penerima mengalami perubahan dalam informasi
atau rangsangan yang tiba, misalnya kegaduhan. Gangguan ini dapat juga berasal
dari pengirim pesan, misalnya orang yang menggalami kesulitan bicara atau yang
berbicara terlalu pelan hingga nyaris tidak terdengar. Gangguan semantik adalah
pemberian makna yang berbeda atas lambang yang disampaikan pengirim.
Ø
Model
Gudykunst dan Kim
Merupakan
model antar budaya, yakni komunikasi antara budaya yang berlainan, atau komunikasi
dengan orang asing.
Menurut Gudykunst dan Kim, penyandian pesan dan penyandian balik pesan merupakan suatu proses interaktif yang dipengaruhi oleh filter-filter konseptual yang dikategprikan menjadi faktor-faktor budaya, sosial budaya, psikobudaya, dan faktor lingkungan.
Menurut Gudykunst dan Kim, penyandian pesan dan penyandian balik pesan merupakan suatu proses interaktif yang dipengaruhi oleh filter-filter konseptual yang dikategprikan menjadi faktor-faktor budaya, sosial budaya, psikobudaya, dan faktor lingkungan.
Ø
Model
Interaksional
Para peserta komunikasi
menurut model interaksional adalah orang-orang yang mengembangkan potensi
manusiawinya melalui interaksi sosial, tepatnya melalui apa yang disebut
pengambilan peran orang lain. Diri berkembang lewat interaksi dengan orang
lain, dimulai dengan orang terdekatnya seperti keluarga dalam suatu tahap yang
disebut tahap permainan dan terus berlanjut hingga kelingkungan luas dalam
suatu tahap yang disebut tahap pertandingan.
Ø
S-M-C-R model (Model S-M-C-R)
Rumus S-M-C-R adalah
singkatan dari istilah-istilah : S singkatan dari Source yang berarti sumber
atau komunikator ; M singkatan dari Message yang berarti pesan ; C singkatan
dari Channel yang berarti saluran atau media, sedangkan R singkatan dari
Receiver yang berarti penerima atau komunikan.
Ø The Osgood and
Schramm Circular Model (Model sirkular Osgood dan Schramm)
Jika
model Shannon dan Weaver merupakan proses linier, model Osggod dan Schramm
dinilai sebagai sirkular dalam derajat yang tinggi. Perbedaan lainnya adalah
apabila Shannon dan Weaver menitikberatkan perhatiannya langsung kepada saluran
yang menghubungkan pengirim (sender) dan penerima (receiver) atau dengan
perkataan lain komunikator dan komunikan. Schramm dan Osgood menitikberatkan
pembahasannya pad perilaku pelaku-pelaku utama dalam proses komunikasi.
Shannon
dan Weaver membedakan source dengan transmitter dan antara receiver dengan
distination. Dengan kata lain, dua fungsi dipenuhi pada sisi pengiriman
(transmiting) dan pada sisi pemnerimaan (receiving ) dari proses.
Pada
Schramm dan Osgood ditunjukkan fungsinya yang hampir sama. Digambarkannya dua
pihak berperilaku sama, yaitu encoding atau menajdi, decoding atau menjadi
balik, dan interpreting atau menafsirkan.
Ø Dance’Helical Model
(Model Helical Dance)
Model komunkasi helical ini dapat dikaji
sebagai pengembangan dari model sirkular dari Osggod dan Schramm. Ketika
membandingkan model komunikasi linier dan sirkular, Dance mengatakan bahwa
dewasa ini kebanyakan orang menganggap bahwa pendekatan sirkular adalah paling
tepat dalam menjelaskan proses komunikasi.
Heliks (helix), yakni suatu bentuk melingkar
yang semakin membesar menunjukkan perhatian kepada suatu fakta bahwa proses
komunikasi bergerak maju dan apa yang dikomunikasikan kini akan mempengaruhi
struktur dan isi komunikasi yang datang menyusul. Dance menggarisbawahi sifat
dinamik dari komunikasi
Proses kounikasi, seperti halnya semua proses sosial,
terdiri dari unsur-unsur, hubungan-hubungan dan lingkungan-lingkungan yang
terus menerus berubah. Heliks menggambarkan bagaimana aspek-aspek dri proses
berubah dari waktu ke waktu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar