1.Film negatif Warna
Film
ini banyak digunakan masyarakat dan fotografer amatir untuk mendokumentasikan
peristiwa sehari-hari. Film ini dapat menampilkan warna yang menarik dan dapat
diproses (cuci) serta dicetak dengan menggunakan peralatan yang ada di
laboratorium foto, seperti Fuji, Kodak, Konika dll. Film ini diproses dengan
bahan kimia C-41. film ini dapat digunakan untuk pemotretan siang hari ataupun
malam hari (dengan bantuan flash)
2.Film Hitam Putih (B/W)
Film
ini dibuat untuk mendapatkan hasil cetakan hitam putih. Menampilkan kesan
dramastis
yang mengajak penikmat foto melihat dunia dan menerjemahkan makna dari foto
hanya dengan dua warna yaitu, hitam dan putih.
Dalam
proses cucinya digunakan tiga bahan kimia yaitu, developer, untuk
mengembangkan film; stopbath untuk menghentikan pengembangan film; Fixer
untuk menetapkan image yang sudah terproses dan juga untuk membersihkan
sisa-sisa kabut film yang masih menempel.
Selain
film hitam putih biasa, adalagi film Choromogenik Black and white yang
dapat diproses dengan bahan kimia film warna C-41, ataupun dengan bahan kimia
hitam putih.
3. Film Slide (Film Positif)
Biasa
disebut juga film positif warna. Dapat
dilihat hasilnya lengkap degan pencitraan warna-warnanya hanya dengan proses
cuci saja. Untuk proses cucinya menggunakan bahan kimia E-6. Untuk melihat hasil gambar yang lebih
besar dan jelas biasanya menggunakan slide proyektor.
Film
mi mempunyai kelebihan dalam kepekaannya merekam warna dan cahaya. Dengan
menggunakan film slide, fotografer dapat belajar menguasai teknik membaca atau
mengukur cahaya yang akurat karena toleransi eksposur slide yang kecil. Slide
hanya dapat mentoleransi 1/2 stop pencahayaan lebih (over) atau pencahayaan
kurang (under). Sedangkan film negatif biasa masih bisa mentoleransi sampai 2
stop over atau under.
4. Film Infrared
Film
ini mempunyai keistimewaan karena dapat menampilkan efek-efek yang mengejutkan
pada foto. Contohnya butiran tampak kasar, warna-warnanya menjadi sedikit
menyimpang dari aslinya. Film ini juga sangat peka cahaya. Film ini harus
disimpan di lemari pendingin bersuhu 13° C. Mulai dari membuka film,
mengeluarkan film dari tabung sampai memasukkan film kedalam kamera atau
mengeluarkannya harus dilakukan di kamar gelap atau di changing bag, karena
kebocoran sedikit saja bisa membuat film berkabut.
FORMAT
FILM
Bentuk
dan ukuran film disesuaikan dengan bentuk kamera yang digunakan fotografer.
Bahkan ada kamera yang tidak menggunakan film, tetapi langsung menggunakan
kertas foto yang diletakkan dibelakang tirai rana (film instant).
Format
yang paling sering digunakan adalah format 35 mm, yang biasa dipakai pada
kamera SLR. Ada juga format film ukuran 4x6 cm, 6x6 cm, 6x7 cm dan 6x9 cm.
Ukuran2 tersebut biasa dipakai pada kamera format medium.
Kecepatan
dan karakter film
Kepekaan
film dalam menangkap cahaya berbeda-beda. Semakin peka lapisan emulsi film
terhadap cahaya, maka semakin singkat pula waktu yang dibutuhkan untuk merekam
gambar. Kesensitifan film dalam menangkap cahaya biasa ditandai dengan sebuah
sistem yang disebut ASA (American Standart Association) atau ISO (Inernational
Standartization Organization) atau DIN (Deutsche Industrie Norm).
Berikut
pengelompokan film sesuai dengan kecepatannya menangkap cahaya
1.Film Lambat
Berkisar
dari ISO 25 - 100, film ini kurang peka terhadap cahaya, tetapi dapat
menghasi1kan gambar dengan deti1 yang sangat halus. Biasanya digunakan untuk
pemotretan landscape atau objek tidak bergerak dan selain itu dibutuhkan
tripoD (kaki tiga) sewaktu pemotretan kecuali untuk kondisi yang
benar-benar cerah. Film ini akan menampilkan kualitas ketajaman gaambar yang
menawan, warna yang baik, butlran (grain) yang halus sehingga dapat diperbesar
tanpa khawatir akan kehllangan detail
gambar.
Film jenis ini yang terbanyak adalah Slide. Contoh : Kodachrome ISO 25
Fujichrome Velvia ISO 50, dll.
2. Fim Medium
Berkisar
dari 200 - 400, film dengan kepekaan yang baik ini dapat digunakan pada segala
kondisi pemotretan. Banyak digunakan oleh pengguna kamera saku (pocket) dimana
mereka tidak perlu kontrol cahaya yang lebih. Film jenis ini memiliki butiran
(grain) yang agak kasar, tampilan warnanya agak lemah, tetapi kelebihannya
dengan menggunakan film jenis ini kita dapat menggunakan kecepatan normal dalam kondisi yang minim
cahaya atau untuk pemotretan da1am ruangan (indoor) dengan atau tanpa flash.
Contoh: Fuji Superia 200, Kodak Gold 400, Kodak Pro image 100 dll.
3. Film Cepat
Berkisar
pada 1000 – 3200, film ini dirancang khusus untuk pemotretan minim cahaya, di
dalam ruangan, dan untuk membekukan momen-momen cepat. Contoh: pertandingan
olah raga, mobil yang sedang melaju, dll. Butiran (grain) yang ditampilkan
sangat kasar.
Contoh:
Fuji HR 1600, Kodakcolour VR 1000, dll.
PERAWATAN FILM
Sama
seperti produk lain, film juga memiliki tangga1 kadaluarsa yang tertulis di
kotak film, hal ini harus diperhatikan. Selain itu peletakan film di etalase
yang terkena sinar matahari akan membuat film cepat rusak.
Berikut
tips merawat film:
1. Stok
film yang belum digunakan sebaiknya disimpan di lemari pendingan. Biasanya film
dapat bertahan sampai 2 tahun.
2. Jika
akan menggunakan film yang disimpan di lemari pendingan, sebaiknya diamkan dulu
selama 1 jam pada suhu ruangan. Hal ini untuk mencegah kondensasi pada film
sewaktu berada dalam kamera.
3. Memasang
film ke kamera sebaiknya pada pencahayaan yang rendah, jangan dibawah terik
matahari.
4. Jika
film sudah terbuka dari bungkusnya sebaiknya simpan dalam tabung film. Hal ini
untuk mencegah kotoran dan debu.
BUTIRAN (GRAIN)
Setiap
zat pasti terdiri dari butiran molekul-molekul yang disebut grain. Kesensitifan
film dalam menangkap (zat perak Halida) cahaya ditentukan oleh besar kecelnya
kristal molekul penyusunnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar