"The way to get started is to quit talking and begin doing" "I hope you enjoy reading in my blog"

Rabu, 08 Februari 2012

Film


1.Film negatif Warna
Film ini banyak digunakan masyarakat dan fotografer amatir untuk mendokumentasikan peristiwa sehari-hari. Film ini dapat menampilkan warna yang menarik dan dapat diproses (cuci) serta dicetak dengan menggunakan peralatan yang ada di laboratorium foto, seperti Fuji, Kodak, Konika dll. Film ini diproses dengan bahan kimia C-41. film ini dapat digunakan untuk pemotretan siang hari ataupun malam hari (dengan bantuan flash)

2.Film Hitam Putih (B/W)
Film ini dibuat untuk mendapatkan hasil cetakan hitam putih. Menampilkan kesan
dramastis yang mengajak penikmat foto melihat dunia dan menerjemahkan makna dari foto hanya dengan dua warna yaitu, hitam dan putih.
Dalam proses cucinya digunakan tiga bahan kimia yaitu, developer, untuk mengembangkan film; stopbath untuk menghentikan pengembangan film; Fixer untuk menetapkan image yang sudah terproses dan juga untuk membersihkan sisa-sisa kabut film yang masih menempel.
Selain film hitam putih biasa, adalagi film Choromogenik Black and white yang dapat diproses dengan bahan kimia film warna C-41, ataupun dengan bahan kimia hitam putih.

3. Film Slide (Film Positif)
Biasa disebut  juga film positif warna. Dapat dilihat hasilnya lengkap degan pencitraan warna-warnanya hanya dengan proses cuci saja. Untuk proses cucinya menggunakan bahan kimia  E-6. Untuk melihat hasil gambar yang lebih besar dan jelas biasanya menggunakan slide proyektor.
Film mi mempunyai kelebihan dalam kepekaannya merekam warna dan cahaya. Dengan menggunakan film slide, fotografer dapat belajar menguasai teknik membaca atau mengukur cahaya yang akurat karena toleransi eksposur slide yang kecil. Slide hanya dapat mentoleransi 1/2 stop pencahayaan lebih (over) atau pencahayaan kurang (under). Sedangkan film negatif biasa masih bisa mentoleransi sampai 2 stop over atau under.

4. Film  Infrared
Film ini mempunyai keistimewaan karena dapat menampilkan efek-efek yang mengejutkan pada foto. Contohnya butiran tampak kasar, warna-warnanya menjadi sedikit menyimpang dari aslinya. Film ini juga sangat peka cahaya. Film ini harus disimpan di lemari pendingin bersuhu 13° C. Mulai dari membuka film, mengeluarkan film dari tabung sampai memasukkan film kedalam kamera atau mengeluarkannya harus dilakukan di kamar gelap atau di changing bag, karena kebocoran sedikit saja bisa membuat film berkabut.

FORMAT FILM
Bentuk dan ukuran film disesuaikan dengan bentuk kamera yang digunakan fotografer. Bahkan ada kamera yang tidak menggunakan film, tetapi langsung menggunakan kertas foto yang diletakkan dibelakang tirai rana (film instant).
Format yang paling sering digunakan adalah format 35 mm, yang biasa dipakai pada kamera SLR. Ada juga format film ukuran 4x6 cm, 6x6 cm, 6x7 cm dan 6x9 cm. Ukuran2 tersebut biasa dipakai pada kamera format medium.

Kecepatan dan karakter film
Kepekaan film dalam menangkap cahaya berbeda-beda. Semakin peka lapisan emulsi film terhadap cahaya, maka semakin singkat pula waktu yang dibutuhkan untuk merekam gambar. Kesensitifan film dalam menangkap cahaya biasa ditandai dengan sebuah sistem yang disebut ASA (American Standart Association) atau ISO (Inernational Standartization Organization) atau DIN (Deutsche Industrie Norm).
Berikut pengelompokan film sesuai dengan kecepatannya menangkap cahaya

1.Film Lambat
Berkisar dari ISO 25 - 100, film ini kurang peka terhadap cahaya, tetapi dapat menghasi1kan gambar dengan deti1 yang sangat halus. Biasanya digunakan untuk pemotretan landscape atau objek tidak bergerak dan selain itu dibutuhkan tripoD (kaki tiga) sewaktu pemotretan kecuali untuk kondisi yang benar-benar cerah. Film ini akan menampilkan kualitas ketajaman gaambar yang menawan, warna yang baik, butlran (grain) yang halus sehingga dapat diperbesar tanpa khawatir akan kehllangan detail
gambar. Film jenis ini yang terbanyak adalah Slide. Contoh : Kodachrome ISO 25 Fujichrome Velvia ISO 50, dll.

2. Fim Medium
Berkisar dari 200 - 400, film dengan kepekaan yang baik ini dapat digunakan pada segala kondisi pemotretan. Banyak digunakan oleh pengguna kamera saku (pocket) dimana mereka tidak perlu kontrol cahaya yang lebih. Film jenis ini memiliki butiran (grain) yang agak kasar, tampilan warnanya agak lemah, tetapi kelebihannya dengan menggunakan film jenis ini kita dapat menggunakan  kecepatan normal dalam kondisi yang minim cahaya atau untuk pemotretan da1am ruangan (indoor) dengan atau tanpa flash. Contoh: Fuji Superia 200, Kodak Gold 400, Kodak Pro image 100 dll.

3. Film Cepat
Berkisar pada 1000 – 3200, film ini dirancang khusus untuk pemotretan minim cahaya, di dalam ruangan, dan untuk membekukan momen-momen cepat. Contoh: pertandingan olah raga, mobil yang sedang melaju, dll. Butiran (grain) yang ditampilkan sangat kasar.
Contoh: Fuji HR 1600, Kodakcolour VR 1000, dll.

PERAWATAN FILM
Sama seperti produk lain, film juga memiliki tangga1 kadaluarsa yang tertulis di kotak film, hal ini harus diperhatikan. Selain itu peletakan film di etalase yang terkena sinar matahari akan membuat film cepat rusak.
Berikut tips merawat film:
1.    Stok film yang belum digunakan sebaiknya disimpan di lemari pendingan. Biasanya film dapat bertahan sampai 2 tahun.
2.    Jika akan menggunakan film yang disimpan di lemari pendingan, sebaiknya diamkan dulu selama 1 jam pada suhu ruangan. Hal ini untuk mencegah kondensasi pada film sewaktu berada dalam kamera.
3.    Memasang film ke kamera sebaiknya pada pencahayaan yang rendah, jangan dibawah terik matahari.
4.    Jika film sudah terbuka dari bungkusnya sebaiknya simpan dalam tabung film. Hal ini untuk mencegah kotoran dan debu.

BUTIRAN (GRAIN)
Setiap zat pasti terdiri dari butiran molekul-molekul yang disebut grain. Kesensitifan film dalam menangkap (zat perak Halida) cahaya ditentukan oleh besar kecelnya kristal molekul penyusunnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar