FOTO MANUSIA
Dalam foto ini sebagai obyek
utamanya adalah manusia, tua, muda, ataupun anak-anak(berbagai usia). Manusia
menjadi unsur utama yang menawarkan nilai dan daya tarik untuk
divisualisasikan. Foto ini dibagi lagi menjadi beberapa kategori yaitu:
1. Portrait
Portrait
adalah foto yang menampilkan ekspresi dan karakter manusia dalam kesehariannya.
Karakter manusia yang berbeda-beda akan menawarkan image tersendiri dalam membuat foto portrait. Bagaimana menangkap
ekspresi seseorang (senyum, tatapan mata, kerut wajah) yang mampu memberikan
kesan emosional atau karakter seseorang menjadi tantangan dalam membuat foto
portrait.
Human
Interest adalah jenis foto yang menampilkan aktifitas seseorang dalam
kesehariannya yang mempunyai daya tarik untuk disampaikan dalam bentuk karya
foto. Sering kali seorang fotografer mengeksploitasi berbagai sisi kehidupan
manusia melalui jenis karya foto ini.
3. Stage fotografi
Stage
fotografi adalah jenis foto yang menawarkan aktifitas/ gaya hidup manusia yang
merupakan bagian dari budaya dan dunia entertainment untuk dieksploitasi dan
menjadi bahan menarik untuk divisualisasikan (foto panggung)
FOTO NATURE (Nature of Photography)
Berbeda halnya dengan foto manusia,
dalam jenis foto ini obyek utamanya adalah benda-benda dan mahluk hidup alami
(natural) selain manusia dan hasil karyanya.
1. Foto Flora
Berbagai
jenis tumbuhan dengan segala keanekaragamannya menawarkan nilai keindahan dan
daya tarik untuk direkam dengan kamera. Jenis foto dengan obyek tanaman atau
tumbuhan dikenal dengan nama foto flora.
2. Foto Fauna
Foto
fauna adalah jenis foto dengan berbagai jenis binatang dan keanekaragamannya
sebagai obyek utamanya. Foto ini menampilkan daya tarik dunia binatang dalam aktifitas dan
interaksinya.
3. Foto Lanskap (landscape)
Foto
Lanskap adalah jenis foto yang begitu popular seperti halnya foto manusia. Foto
lanskap adalah foto bentangan alam yang terdiri dari unsur langit, daratan dan
air, sedangkan manusia, hewan dan tumbuhan hanya menjadi unsur pendukung dalam
foto ini. Ekspresi alam menjadi moment utama dalam menilai keberhasilan membuat
foto lanskap.
FOTO ARSITEKTUR
Kemanapun anda pergi akan menjumpai
bangunan-bangunan dalam berbagai ukuran, bentuk, warna dan desain. Dalam jenis
foto ini menampilkan keindahan suatu bangunan baik dari segi sejarah, budaya,
desain, dan konstruksinya. Memotret suatu bangunan dari berbagai sisi dan
menemukan nilai keindahannya menjadi sangat penting dalam membuat foto ini.
Foto arsitektur tak lepas dari hebohnya dunia arsitek dan teknik sipil sehingga
jenis foto ini menjadi cukup penting peranannya.
STILL LIFE
Foto still-life adalah menciptakan sebuah gambar dari benda atau obyek
mati. Membuat gambar benda mati menjadi hal yang menarik dan tampak “hidup”,
komunikatif, ekspresif dan mengandung pesan yang akan disampaikan merupakan
bagian yang penting dalam penciptaan karya foto ini. Jenis foto yang satu ini
mungkin tidak menawarkan kehebohan sebagaimana jenis foto lainnya, namun jenis
foto ini merupakan jenis foto yang menantang dalam menguji kreatifitas,
imajinasi dan kemampuan teknis.
E. TEKNIK DASAR PEMOTRETAN
Memotret adalah proses kreatifitas
yang tidak hanya sekedar membidik obyek yang akan kita rekam dan kemudian
menekan tombol shutter pada kamera. Dalam menciptakan sebuah karya foto kita
harus memahami tentang komposisi, ketajaman dan pencahayaan. Seorang fotografer
pada awalnya harus menguasai kamera dan bagaimana cara kerja kamera.
1.Focusing
Istilah
focusing dalam fotografi adalah
proses penajaman imaji pada bidang tertentu suatu obyek pemotretan. Focusing adalah tehnik paling dasar
tetapi begitu penting, karena untuk mendapatkan gambar yang tajam dan jelas
kita harus melakukan focusing secara
tepat. Pemilihan bidang atau titik tertentu dalam suatu obyek foto akan
menentukan kesan “kedalaman” pada sebuah foto. Obyek yang akan kita hadapi
dalam pemotretan tidak hanya sekedar benda diam saja, tetapi kIta juga akan
dihadapkan pada benda bergerak (misalnya foto olahraga), hal ini akan
berpengaruh pada tingkat kesulitan dalam focusing.
Untuk tahap pembelajaran, lakukanlah focusing
pada benda diam dahulu hingga kita memahami tehnik focusing dengan tepat.
2.Pengaturan Diafragma
Sebuah
foto yang menarik adalah dimana foto tersebut terdapat dimensi ruang atau kesan
kedalaman. Fasilitas diafragma pada lensa kamera berperan penting dalam
mengatur pemisahan antara bidang background dan obyek utama. Diafragma juga
menetukan seberapa luas ruang tajam pada foto. Semakin kecil bukaan diafragma
semakin luas ruang tajam yang bisa kita dapatkan dan semakin besar bukaan
diafragma maka semakin sempit ruang tajam dalam foto.
3. Pengaturan speed
Proses
pembakaran negatif di dalam kamera untuk mendapatkan imaji tertentu dipengaruhi
oleh cara kerja dan kecepatan rana kamera. Kita bisa menentukan kecepatan rana
saat pembakaran dengan pengaturan speed. Semakin tinggi speed (high speed) yang kita pakai maka akan
semakin cepat pula rana bekerja dan sebaliknya, semakin rendah speed (low speed) yang kita pakai maka akan
semakin lambat pula rana bekerja. Dalam dunia fotografi terdapat istilah
pencahayaan normal (normal eksposure), pencahayaan rendah (under eksposure) dan pencahayaan tinggi (over
eksposure). Pencahayaan normal adalah dimana kita menentukan speed yang
tepat untuk mendapatkan gambar seperti pada keadaan obyek foto yang sebenarnya.
Over eksposure adalah kompensasi pada
pengaturan speed untuk mendapatkan intensitas pencahayaan yang lebih banyak
daripada pencahayaan normal dan gambar yang dihasilkan pun lebih terang
daripada kondisi aslinya. Under eksposure
adalah kompensasi pencahayaan pada pengaturan speed untuk mengurangi intensitas
cahaya dibawah pencahayaan normal. Under
eksposure sering digunakan ketika kondisi cahaya dalam pemotretan terlalu
keras sehingga pengkompensasian akan diperlukan untuk mendapatkan gambar yang
lebih maksimal.
KREATIF PEMOTRETAN
Berikut adalah tehnik kreatif pemotretan dalam
memanfaatkan beragam fasilitas yang terdapat dalam kamera.
1. Zooming
Zooming
adalah kreatif pemotretan dengan memanfatkan fasilitas zoom pada lensa kamera. Zoom in adalah membuat gambar obyek
tampak lebih mendekat sedangkan zoom out adalah
membuat gambar obyek tampak menjauh. Dalam pengaturan speed dan penggunaan zoom
yang tepat akan memberikan efek motion (gerak) pada gambar foto yang kita
rekam.
2. Panning
Panning
adalah tehnik kreatif pemotretan untuk mendapatkan efek gerak pada obyek foto
yang bergerak. Hasil dari tehnik panning
adalah adanya efek motion pada latar
belakang/background dari obyek utama foto. Tehnik ini dilakukan dengan cara
mengerakkan kamera sealur dengan gerak obyek yang akan kita potret dan kemudian
merekamnya pada posisi atau keadaan obyek foto yang kita inginkan. Untuk
memaksimalkan efek motion pada latar
belakang obyek kita bisa mengatur speed pada kecepatan rendah (low speed).
3.Double/Multi ekspose
Adalah
tehnik pemotretan dengan mengkombinasikan beberapa perekaman imaji/gambar
(beberapa jepretan) dalam satu bingkai frame. Tehnik ini membutuhkan penuangan
kreatifitas, ide, konsep dan pemahaman komposisi serta pencahayaan dalam
penciptaan karya foto. Proses yang gagal menyebabkan terjadinya penumpukan
gambar yang tidak beraturan dalam foto.
4. Bulb
Bulb
adalah proses pemotretan dengan memanfaatkan fasilitas bulb pada kamera.
Fasilitas bulb pada kamera memberikan keleluasaan dalam menentukan berapa lama
rana terbuka untuk poses pembakaran. Bila kita memotret pada kondisi cahaya
yang minim atau sangat kurang (malam hari), dan prioritas speed tidak mampu
lagi mendapatkan pencahayaan normal maka fasilitas bulb pada kamera akan cukup
membantu. Untuk menghindari goncangan pada kamera, alat bantu seperti tripot
dan kabel release sangat dibutuhkan dalam hal ini.
5. Siluet
Siluet
adalah tehnik pemotretan untuk menampilkan gambar obyek dalam bentuk bayangan
gelap. Tehnik ini memanfaatkan arah sumber cahaya yang berasal dari balik obyek
yang akan kita potret. Tehnik ini membutuhkan ketepatan pencahayaan dan bukaan
diafragma
TIPS HUNTING FOTO
·
Kenali dulu kamera yang akan
kita pergunakan dengan baik
·
Pasang film pada kamera,
· Pastikan apakah pengaturan ASA/ISO film pada kamera telah sesuai
dengan ASA/ISO film yang kita
gunakan.
· Tentukan alat bantu
fotografi yang akan kita pergunakan saat pemotretan, misalkan tripod, lighting
dalam pemotretan indoor, batterai dll.
· Ketika memulai pemotretan,
lakukanlah pemfokusan (focusing) pada
obyek yang menjadi point of interest dalam foto.
· Tentukan kecepatan dan
diafragma untuk mendapatkanr pencahayaan normal, setelah mengetahui pencahayaan
normal kita bisa menentukan pencahayaan yang tepat untuk mendapatkan hasil
gambar yang maksimal (perlu atau tidaknya dilakukan pengkompensasian).
· Tentukan format dan komposisi
foto yang akan kita buat (vertikal atau horizontal).
· Tekan shutter/ tombol
pelepas rana ketika kita merasa mendapatkan moment yang kita inginkan saat
memotret.
· Jika film sudah habis
tekanlah tombol rewind untuk
menggulung film.
· Buka punggung kamera untuk
melepas film yang siap untuk diproses selanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar