Profesi PR (Public Relation) memang tidak dapat menghasilkan suatu produk yang dapat diukur. Anggapan demikian akan dapat diluruskan bila suatu saat perusahaan atau institusi mengalami krisis manejemen, maka fungsi dan kerja PR barulah dapat diukur. Dalam mengalami era globalisasi dimana situasi dan kondisi yang penuh tantangan, PR akan menghadapi tugas yang cukup berat. Kemampuan mereka dalam berkomunikasi dapat menentukan opini public terhadap perusahaan atau institusi yang diwakilinya. Dalam era globalisasi, bidang kehumasan akan sangat berperan. Perusahaan yang tak memanfaatkan bidang tersebut bakal tertinggal karena tak menguasai perolehan dan penyebaran informasi.
PEMBAHASAN
Dalam era globalisasi saat ini suatu proses harus memiliki suatu muatan standar yang jelas, hal tersebut menjadi sangat penting terutama bagi profesi Public Relation di organisasi pemerintahan maupun swasta. Untuk mewujudkan terbentuknya standar profesi Public Relation yang kompeten. Untuk menghadapi era globalisasi dimana situasi dan kondisi yang penuh tantangan, PR akan menghadapi tugas yang cukup berat. Kemampuan mereka dalam berkomunikasi sangat menentukan opini public terhadap perusahaan atau institusi yang diwakilinya.
Prinsip komunikasi dua arah merupakan tuntutan seorang PR agar dapat memberitahu atau dapat mengubah sikap, pendapat, perilaku tertentu perorangan/kelompok agar sesuai dengan tujuan institusi yang diwakilinya. Dengan kata lain dapat berkomunikasi se-efektif mungkin untuk menciptakan saling pengertian. Secara internal aktivitas PR adalah menciptakan Mutuall Understanding antara bawahan dan atasan, sedangkan secara eksternal antara perusahaan dengan masyarakat (konsumen/public)
Praktisi humas harus meningkatkan fungsi dan perannya dari Public relations technician menjadi public relation manager. Hal tersebut berarti mereka tidak cukup lagi berperan sebagai in house journalist di lembaga/perusahaan/organisasi tempatnya berkerja. Teknik-teknik komunikasi bekerjanya menerapakan permasalahan yang akan ditangani secara proaktif dan tidak reaktif. Ini berarti harus bekerja berdasarkan satu tujuan dan jangka panjang. PR juga harus memulai mempraktekkan profesinya dengan pedekatan two-way semmytrical. Hal ini berarti harus meniggalkan praktek kehumasan yang bersifat satu arah. Lembaga pendidikan tinggi, asosiasi PR dan para praktisi humas perlu saling mengadakan komunikasi dan bekerjasama ikut merumuskan dan mengembangkan kurikulum pendidikan.
Secara umum. Seorang PR tidaklah perlu mempunyai keahlian akademis, namun perlu untuk memiliki atribut seperti:
1. Kemampuan berkomunikasi
2. Kemampuan berorganisasi
3. Kemampuan untuk dapat bergaul dengan banyak orang
4. Mempunyai integritasi diri
5. Mempunyai imajinasi/kreatif
6. Niat untuk mengembangkan wawasan
Kemampuan PR untuk berkomunikasi secara obyektif yang mempunyai nilai publisitas positif teruji dalam menghadapi pers. Sehingga melalui krisis tersebut masyarakat justru dapat memiliki opini positif terhadap perusahaan yang diwakili. Memanfaatkan krisis dan pertentangan itu sebagai manajemen yang kreatif serta siap menghadapi krisis-krisis yang akan muncul kemudian. Tindakan pencegahan merupakan upaya yang paling tepat mengatasi krisis yang terjadi.
Dalam era globalisasi. Sebuah pemerintahan, public relations atau bidang kehumasan juga sangat diperlukan. Pada saat yang sekarang ini, pemerintahan harus terbuka. Tidak seperti zaman dahulu. Dalam era keterbukaan ini masyarakat bias mempertanyakan kebijakan pemerintah dan pemerintah harus mengkomunikasikan atau menginformasikan kebijakannya kepada masyarakat. Di sinilah Public Relations dibutuhkan untuk mengkomunikasikan atau menginformasikan semua kebijakan pemerintah kepada semua masyarakat. Agar tercapai semua tujuan yang akan dicapainya.
Profesi Public Relation pada zaman sekarang atau pada era globalisasi ini sangat memanfaatkan adanya fasilitas penyebaran informasi yang sangat canggih yaitu internet. Kini internet semakin memasyarakat. Siapa saja boleh untuk mengaksesnya. Hal ini memudahkan seorang Public Relations untuk menyebarluaskan segala informasinya. Karena antara instansi yang satu dengan yang lain sangat memerlukan tukar informasi seluas-luasnya demi mewujudkan visi misi yang diembannya
Strategi untun pencegahan timbulnya suatu krisis merupakan salah satu fungsi PR yang cukup penting selain untuk mempertahankan kepercayaan dan citra enstitusi dari public. Salah satu solusi unutk usaha pencegahan tersebut dapat dibentuk satu Tim Manajemen Krisis, sehingga bila krisis melanda maka tim tersebut segera melakukan langkah-langkah:
-Tindakan Preventif (Pencegahan)
-Tindakan Kuratif (Identifikasi)
-Tindakan Recovery (Pemulihan citra)
Public Relation Manajemen meliputi:
1. 1. Planning
Membuat perencanaan kerja dalam setahun dengan mengacu pada kondisi masa lalu yang disesuaikan dengan kondisi ke depan. Perencanaan tersebut hendaknya disusun menurut jangka pendek, menengah dan jangka panjang.
2. 2. Budgeting
PR hendaknya dapat menentukan besarnya budget yang dibutuhkan bagi keberhasilan kerjanya. Namun budget tersebut nantinya tidak merupakan “cost” tetapi justru merupaka investasi yang akan dapat diperhitungkan profit yang dicapai melalui evaluasi. Profit tersebut tidak selalu berupa materi namun dapat juga diukur melalui opini yang positif seperti tujuan dari perusahaan.
3. 3. Acting
Melaksanakan rencana kerja dengan mengacu kepada target market yang dituju, sekaligus memilih media yang sesuai dengan target market. Direalisasikan melalui beberapa cara:
-Media cetak/Elektronik/Visual
-Exhibition
-Brosur
-Seminar/Talk Show
4. 4. Evaluating
Membiaskan mempelajari respon dari setiap aktivitas yang telah dilakukan. Sehingga kita dapat mengukur sejauh mana kekuatan, kelemahan, hambatan serta peluang yang harus dihadapi oleh institusi.
Dari uraian di atas, seberapa pentingnya kedudukan PR dalam menghadapi era globalisasi tergantung seberapa jauh visi manejemen dalam mengantisipasi keadaan perusahaan. Keempat langkah tersebut merupakan langkah yang harus segera diantisipasi dan direalisasikan dalam upaya menjadikan praktisi-praktisi humas di Indonesia yang bias dipercaya dalam menghadapi tantangan dan tuntutan profesi masa depan sehingga tidak kalah dengan humas mancanegara. Secanggih apapun system manajemen tetap akan memiliki celah-celah yang akan dapat mengakibatkan krisis. Karena itulah prinsip pencegahan jauh lebih baik dibandingkan dengan perbaikan.
KESIMPULAN
Profesi Public Relations atau bidang kehumasan untuk era globalisasi ini sangat dibutuhkan seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju dan sumber daya manusia atau public yang semakin cerdas pula. Baik untuk perusahaan yang berfungsi untuk menyebarkan informasi, ataupun untuk bidang pemerintahandan yang lain yang berfungsi untuk menginformasikan kebijakannya kepada masyarakat. Sebagai Public Relation merupakan profesi yang masih relative baru bagi masyarakat Indonesia dan sangat dibutuhkan seiring dengan perkembangan zaman semakin maju ini. Saat ini Public Relations harus berhadapan dengan fakta yang sebenarnya, terlepas dari apakah fakta itu buruk, baik atau tanpa pengaruh yang jelas. Public Relations lebih luas ketimbang pemasaran dan periklanan atau propaganda dan telah lebih awal. Kesadaran terhadap peluang baru Public relations di masa depan perlu dikembangkan dengan memperlihatkan perkembangan komunitas pengamat industri melalui media online
Sumber
· M.Linggar Anggoro.2005,Teori dan Profesi Kehumasan,Jakarta,Penerbit:Bumi Aksara
Mudah-mudahan nilai tugas kita bagus dan perjuangan kita tdk sia-sia.. AMIN.!
BalasHapusehm,, mana musiknyaaa,,,
BalasHapusmudahan kedepannya bisa memberikan tg terbaik melalui blog ini dengan karya2 yang lebih mengesankan.
BalasHapus